Emulsi
SEDIAAN EMULSI
Ditugaskan
Oleh : Yusi Helmiawati, S.Farm., Apt
DISUSUN OLEH :
DESRI HERAWATI
48 2011 3004
D3 FARMASI
STIKes HOLISTIC
PURWAKARTA
Jl. Veteran No. 272
Ciseureuh Purwakarta 41172
Jawa Barat - Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT,
atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Rangkuman Makalah Sediaan Emulsi ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang rangkuman Sediaan Emulsi
secara umum,dimulai dari pengertian Emulsi hingga teori-teori Emulsi dan cara
pembuatan Sediaan Emulsi. Diharapkan Rangkuman Makalah tentang Sediaan Emulsi
ini dapat membantu pembaca dalam kelancaran praktikum resep dan dapat
dipergunakan sebagai acuan dasar dalam pengembangan pembuatan sediaan emulsi
tersebut.
Selanjutnya, penyusun menyampaikan terimakasih
kepada Ibu Yusi Helmiawati,S.Farm., Apt sebagai dosen Farmasetika kami yang
telah membimbing penyusun agar dapat lebih memahami dan mengerti tentang Ilmu Farmasi
terutama dalam Sediaan Emulsi ini.
Saran dan kritik sangat penyusun
harapkan untuk perbaikan maupun pengembangan sehingga Rangkuman Makalah ini
lebih bermanfaat. Amin.
Purwakarta,
15 Mei 2014
Penyusun
Desri
Herawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………………
2. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Emulsi
B. Komponen
Emulsi
C. Tipe
Emulsi
D. Tujuan Pemakaian Emulsi
E. Teori
Terjadinya Emulsi
F. Bahan
Pengemulsi ( Emulgator )
G. Cara
Pembuatan Emulsi
H. Cara
Membedakan Tipe Emulsi
I. Kestabilan
Emulsi
J. Kelebihan
dan Kekurangan Emulsi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Dalam suatu obat terdapat dua zat
yang saling tercampur atau ada juga dua zat yang tidak saling tercampur. Dua
zat yang saling bercampur antara zat padat dan zat cair, dinamakan larutan
sedangkan, dua zat yang tidak saling bercampur antara zat padat dan zat cair
dinamakan suspensi, antara zat cair dan zat cair yang tidak saling bercampur
dinamakan emulsi.
Emulsi merupakan suatu sistem yang
tidak stabil, sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk
menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya
tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah
Zat pengemulsi (emulgator) merupakan
komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Emulgator
bekerja dengan membentuk film (lapisan ) disekeliling butir-butir tetesan yang
terdispersi dan film ini berfungsi untuk mencegah terjadinya koalesensi dan
terpisahnya cairan dispersi sebagai fase terpisah.
Hal yang paling utama bagi emulgator
adalah kemampuannya untuk menghasilkan dan menjaga stabilitas emulsi dalam
penyimpanan dan pemakaian. Emulgator yang dipakai adalah PGA (Pulvis Gummi
Arabicum). Emulgator ini mudah didapat, warna yang putih dari PGA membuat warna
putih susu pada emulsi sesuai dengan syarat emulsi yang baik. Kadar PGA yang
berfungsi sebagai emulgator adalah pada konsentrasi 5-10%.
- Rumusan
Masalah
1. Apa definisi emulsi ?
2. Apa saja komponen- komponen emulsi?
3. Apa saja tipe emulsi?
4. Apa tujuan pemakaian emulsi ?
5. Apa saja teori terjadinya emulsi?
6. Apa saja bahan-bahan pengemulsi?
7. Bagaimana cara pembuatan emulsi ?
8. Bagaimana cara membedakan tipe
emulsi?
9. Bagaimana emulsi dikatakan stabil ?
10. Apa
saja kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi?
- Tujuan
Mahasiswa
dapat :
1. Mengetahui
definisi emulsi.
2. Mengetahui komponen- komponen emulsi.
3. Mengetahui tipe emulsi.
4. Mengetahui
tujuan pemakaian emulsi.
5. Mengetahui
teori terjadinya emulsi.
6. Mengetahui bahan-bahan pengemulsi.
7. Mengetahui
cara pembuatan emulsi.
8. Mengetahui
cara membedakan tipe emulsi.
9. Mengetahui
kestabilan emulsi.
10. Mengetahui
kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Emulsi
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah system
dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan
zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang
artinya menyerupai milk atau susu, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya
dikenal emulsi dari biji-bijian yangmengandung lemak, protein dan air. Emulsi
semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai
protein yang terdapat dalam biji tersebut.
Pada pertengahan abad ke XVIII, ahli
farmasi Perancis memperkenalkan
pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan
menggunakan penambahan gom arab, tragacanth, dan kuning telur. Emulsi yang
terbentuk karena penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau
emulsi buatan.
- Komponen
Emulsi
Komponen
dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
- Komponen
Dasar
Adalah
bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas :
- Fase
dispers/ fase internal / fase discontinue
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadoi butiran
kecil kedalam zat cair lain.
- Fase
continue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai
bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
- Emulgator
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
- Komponen
Tambahan
Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan
pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis,
corrigen odoris, corrigen colouris, preservative (pengawet) dan anti oksidan.
Preservative yang digunakan Antara lain metil dan
propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol,
benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll.
Antioksidan yang digunakan Antara lain asam
askorbat, a-tocopherol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat.
- Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai
fase internal ataupun external, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu
:
1. Emulsi
tipe O/W ( oil in water ) atau M/A ( minyak dalam air ).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang
tersebar ke dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase
external.
2. Emulsi
tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam Minyak ).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran yang
tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase
external.
- Tujuan
Pemakaian Emulsi
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang
stabil dan rata dari campuran dua cairan yang saling tidak bias bercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Dipergunakan
sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi tipe o/w.
2. Dipergunakan
sebagai obat luar.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor
misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
- Teori
Terjadinya Emulsi
- Teori
Tegangan Permukaan ( Surface Tension )
Molekul memiliki daya tarik menarik antar molekul
sejenis yang disebut dengan kohesi. Selain itu, molekul juga memiliki daya
tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan adhesi.
Daya kohesi suatu zat selalu sama sehingga pada
permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya
keseimbangan daya kohesi. Tegangan terjadi pada permukaan tersebut dinamakan
dengan tegangan permukaan “surface tension”.
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya
perbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur “immicble
liquid”. Tegangan yang terjadi antara 2 cairan dinamakan tegangan bidang batas.
“interface tension”.
- Teori
Orientasi Bentuk Baji
Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi
berdasarkan adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator; ada bagian
yang bersifat suka air atau mudah larut dalam air dan ada moelkul yang suka
minyak atau muudah larut dalam minyak.
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua :
a. Kelompok
hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka air.
b. Kelompok
lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka minyak.
Masing-masing kelompok akan
bergabung dengan zat cair yang disenanginya, kelompok hidrofil ke dalam air dan
kelompok lipofil ke dalam minyak. Dengan demikian, emulgator seolah-olah
menjadi tali pengikat antara minyak dengan air dengan minyak, antara kedua
kelompok tersebut akan membuat suatu kesetimbangan.
Setiap jenis emulgator memiliki
harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan itu dikenal
dengan istilah HLB ( Hydrophyl Lypophyl Balance ) yaitu angka yang menunjukan
perbandingan Antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil.
Semakin besar harga HLB berarti
semakin banyak kelompok yang suka pada air, itu artinya emulgator tersebut
lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya.
Dalam table dibawah ini dapat
dilihat kegunaan suatu emulgator ditinjau dari harga HLB-nya.
Tabel Harga HLB
HARGA HLB
|
KEGUNAAN
|
1-3
4-6
7-9
8-18
13-15
10-18
|
Anti
foaming agent
Emulgator
tipe w/o
Bahan
pembasah ( wetting agent )
Emulgator
tipe o/w
Detergent
Kelarutan
( solubilizing agent )
|
- Teori
Interparsial Film ( Teori Plastic Film )
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap
pada batas antara air dengan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan
membungkus partikel fase dispers atau fase internal. Dengan terbungkusnya
partikel tersebut, usaha antar partikel sejenis untuk bergabung menjadi
terhalang. Dengan kata lain, fase dispers menjadi stabil. Untuk memberikan
stabilitas maksimum, syarat emulgator yang dipakai adalah :
a. Dapat
membentuk lapisan film yang kuat tetapi lunak.
b. Jumlahnya
cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.
c. Dapat
membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua partikel dengan
segera.
- Teori
Electric Double Layer ( lapisan listrik rangkap )
Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air
yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis,
sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan
lapisan di depannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak
dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng
tersebut akan menolak setiap usaha partikel minyak yang akan melakukan
penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik yang
menyelubungi setiap partikel minyak yang mempunyai susunan yang sama. Dengan
demikian, antara sesame partikel akan tolak menolak. Dan stabilitas akan
bertambah.
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu
dari ketiga cara di bawah ini:
a. Terjadinya
ionisasi molekul pada permukaan partikel.
b. Terjadinya
adsorpsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
c. Terjadinya
gesekan partikel dengan cairan di sekitarnya.
- Bahan
Pengemulsi ( Emulgator )

Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa
proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Emulgator
alam dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk karbohydrat
dan merupakan emulgator tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol
kadar tinggi, juga dapat dirusak oleh bakteri. Oleh sebab itu pada pembuatan
emulsi dengan emulgator ini harus selalu ditambah bahan pengawet.
a. Gom
Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat
minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom
arab berdasarkan 2 faktor yaitu :
§ Kerja
gom sebagai koloid pelindung ( teori plastic film )
§ Terbentuknya
cairan yang cukup kental sehingga laju pengeendapan cukup kecil sedangkan masa
mudah dituang ( tiksotropi )
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom
arab,jumlah gom arab yang digunakan ½ dari jumlah minyak.
Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,,5 x
berat gom, diaduk keras dan cepat sampai berwarna putih, lalu diencerkan sisa
airnya. Selain itu dapat disebutkan :
§
Lemak-lemak padat : PGA
sama banyak dengan lemak padat.
Cara
pembuatan
Lemak padat dilebur lalu ditambahkan gom,buat corpus
emulsi dengan air panas 1,5 x berat gom. Dinginkan dan encerkan emulsi dengan
air dingin. Contoh cera, oleum cacao, paraffin solid.
§
Minyak atsiri : PGA
sama banyak dengan minyak atsiri.
§
Minyak lemak : PGA ½
kali berat minyak.
Kecuali
oleum
ricini hanya 1/3 nya saja. Contoh : Oleum amygdalarum.
§
Minyak lemak + minyak
atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak.
Kedua minyak dicampur dulu, zat padat dilarutkan
dalam minyaknya, tambahkan gom( ½ x minyak lemak + aa x minyak asiri + aa x zat
padat ).
§
Bahan obat cair BJ
tinggi seperti cloroform dan bromoform.
Ditambah minyak lemak 10 x beratnya, maka BJ
campuran mendekati satu. Gom yang digunakan ¾ x bahan obat cair.
§
Balsam-balsam.
Jumlah gom 2x jumlah bahan.
§
Oleum lecoris aseli
Menurut Fornas dipaakai gom 30 % dari berat minyak.
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
e. Emulgator
lain
Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator
alam dari hewan
a. Kuning
telur
Zt ini Mmpu
mengemulsikan minyak lemak 4 x beratnya dan minyak menguap 2 x beratnya.
b. Adeps
Lanae
Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 x
beratnya.
3. Emulgator
alam dari tanah mineral
1
Magnesium Alumunium
Silikat / Veegum
Pemakaian yang lazim yaitu sebanyak 1%. Emulsi ini
khusus untuk pemakaian luar.
2
Bentonit
Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5% .

1. Sabun
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka
terhadap elektrolit.
2. Tween
20 : 40 : 60 : 80
3. Span
20 : 40 : 80
Emulgator golongan surfaktan dapat dikelompokan
menjadi :
§
Anionik : sabun alkali, natrium lauryl
sulfat
§
Kationik : senyawa ammonium kuartener
§
Non Ionik : tween dan span
§
Amfoter : protein, lesitin
- Cara
Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi,
secara singkat dapat dijelaskan :
- Metode
gom kering atau metode continental
Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak,
kemudian tambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan
sisa air yang tersedia.
- Metode
gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat
pengemulsi umumnya larut ) agar membentuk suatu mucillago, kemudian
perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru
diencerkan dengan sisa air.
- Metode
botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang
bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan
serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air,
tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit
demi sedikit sabil dikocok.
Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi
Untuk membuat emulsi biasa digunakan :
1.
Mortir dan stamper
Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortir
pilihan untuk pembuatan emulsi yang baik.
2. Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus
lebih baik daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada
emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3. Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara
dimasukkan kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan
kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut, partikel akan berbentuk
kecil-kecil.
4. Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi
karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5. Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan
penggilingan yang dapat diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh
derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan
- Cara
Membedakan Tipe Emulsi
Dikenal beberapa cara membedakan
tipe emulsi yaitu :
- Dengan
pengenceran fase.
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
externalnya. Dengan prinsip tersebut,
emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat
diencerkan dengan minyak.
- Dengan
pengecatan / pemberian warna.
Zat warna akan tersebar dalam emulsi apabila zat
tersebut larut dalam fase external dari emulsi tersebut. Misalnya ( dilihat dibawah mikroskop ) .
Ø Emulsi
+ larutan Sudan III dapat memberi warana merah emulsi tipe w/o, karena Sudan
III larut dalam minyak.
Ø Emulsi
+ larutan metilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w karena
metilen blue larut dalam air.
- Dengan
kertas saring.
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas
saring menjadi basah maka tipe emulsi o/w,dan bila timbul noda minyak oada
kertas berarti wmulsi tipe w/o.
- Dengan
konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak,
kawat dengan tahanan 10 K ½ watt , lampu neon ¼ watt, dihubungkan secara seri.
Elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi. Lampu neon akan menyala bila
elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w, dan akan mati bila
dicelupkan pada emulsi tipe w/o .
- Kestabilan
Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila
mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
- Creaming
Yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana
yang satu mengandung fase dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain.
Creaming bersifat reversible artinya bila dokocok perlahan-lahan akan terdispersi
kembali.
- Koalesan
dan cracking ( breaking )
Yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesan ( menyatu ). Sifatnya irreversible ( tidak bias diperbaiki ).
Hal ini dapat terjadi karena :
§ Peristiwa
kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO / CaCl2 exicatus.
§ Peristiwa
fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
- Inversi
Yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe
eulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.
- Kelebihan
dan Kekurangan Emulsi
i.
Kelebihan
:
a. Dapat
membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu menjadi
sediaan yang homogen dan bersatu.
b. Mudah ditelan.
c. Dapat
menutupi rasa yang tidak enak pada obat.
ii.
Kekurangan
:
a. Kurang
praktis dan staabilits rendah dibanding tablet.
b. Takaran
dosis kurang teliti.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil,
sehingga dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk
menstabilkannya,agar antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak
akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Biasanya terdiri dari dua
komponen: komponen dasar yang terdiri dari fase dispersi, terdispersi dan
emulgator serta komponen tambahan.
Emulsi merupakan suatu sistem dua fase yang terdiri
dari dua cairan yang tidak mau bercampur, dimana cairan yang satu terbagi rata
dalam cairan yang lain dalam bentuk butir-butir halus karena distabilkan oleh
komponen yang ketiga yaitu emulgator. Emulgator sendiri bisa berasal dari alam
maupun buatan. Emulsi dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe emulsi o/w atau a/m
dan tipe emulsi w/o atau m/a.
Emulsi akan dikatakan stabil jika didiamkan tidak
membentuk agregat, jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan
membentuk emulsi lagi serta jika terbentuka agregat, jika dikocok akan homogen
kembali atau terdispersi kembali.
- Saran
Diharapkan
Mahasiswa dan Mahasiswi Stikes Holistic Purwakarta dapat lebih memahami tentang
sediaan emulsi.
DAFTAR PUSTAKA
Helmiawati,
Yusi. 2009. Modul Praktikum Resep Kelas
XI. Purwakarta
“
Modul Ilmu Resep untuk SMF/SMKF Kelas XI
“. Jakarta. 2009
1 Komentar:
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - KAYLOR
Harrah's Cherokee 당진 출장마사지 Casino 충주 출장마사지 & Hotel is located in the heart of the Great Smoky Mountains 대전광역 출장마사지 of Western North Carolina. The Casino 여수 출장마사지 boasts 5,000 여수 출장안마 square feet of
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda